Total Tayangan Halaman

Kamis, 25 Februari 2021

AKU? PROCRASTINATING?

 

Halo...

Selamat pagi... semoga hari ini lebih produktif!!!

Pagi pagi gini dengerin lagu “Happy”punya Pharrell Williams bener bener bikin mood naik J

Gimana kuliahnya? Tugasnya masih batas wajar kan? wkwk

Gimana kerjaan? Aman? Yok semangat nyari cuan!!!

Apapun yang kalian lakukan hari ini, semoga semuanya lancar dan berkah aamiin

Ngomongin produktif, akhir akhir ini aku ngerasa b aja.

Maksudku... aku tetap ngerasa produktif (meskipun dalam hal hal yang ngga begitu penting – i mean, bukan prioritas)

Apakah ini bagus? Emmm... sebenernya tidak terlalu bagus sih, harusnya tetep harus tau prioritas.

Aku tipe orang yang suka menunda pekerjaan (procrastinating).

Kalo ada tugas ya ngerjainnya pas udah mepet deadline (gatau kenapa, tapi rasanya otak tuh lebih lancar aja gitu)

Sebenernya yang mempengaruhi kita untuk jadi orang yang prokras tuh apaan sih?

Jawabannya adalah prinsip atau mindset kita sendiri, bukan objek apapun.

20% orang di dunia ini termasuk prokras (termasuk aku)

Terus gimana dong biar ga prokras?

Ubah mindsetmu mengenai suatu hal.

Misal tugas, kamu jangan pernah menganggap bahwa tugas adalah beban. Dengan menganggap tugas adalah beban, kamu akan merasa terbebani dalam mengerjakan tugas itu dan akan malas.

Kamu harus menganggap bahwa tugas adalah ilmu baru yang akan kamu pelajari. Dengan begini kamu akan exited dan semangat dalam mengerjakan tugas.

Ada beberapa tips dari aku –yang semoga bermanfaat:

  1. Kelola emosi, bagusin mood. Kalo mood kamu bagus, kamu pasti bakal lebih semangat daam melakukan apapun.
  2. Evaluasi hal yang dilakuin, kerjain hal yang penting, lakukan refleksi terhadap apa yang kamu lakuin, apakah itu hal hal yang “produktif”?
  3. Fokus sama apa yang bisa kamu kontrol,tindakan kamu. Misal dalam ngerjain tugas, kamu fokus aja ngerjain tugasmu sebaik dan semaksimal mungkin. Gausah mikirin nilai yang bakal diperoleh (itu ngga bisa kamu kontrol)
  4. Kalo kamu merasa kurang produktif, berarti kamu lagi ada masalah. Selesaikan dulu masalahmu, biar hidupmu makin produktif. Sebenernya orang punya masalah adalah hal yang wajar,tapi... tetep harus diselesaikan dongggg J

Udah itu aja.

Semoga bermanfaat.

Ke rumah mantan bawa kursi, Cukup sekian terima kasiii J

Semoga hariku, harimu, hari kita semua berjalan lancar tanpa halangan dan sesuai keinginan.

Tetap semangat walau cuaca tak bersahabat💪

Udah deh.

Babai👋

Rabu, 24 Februari 2021

Mau Kasih Judul "Manajemen Konflik" tapi Sepertinya Terlalu Mewah

 

Halo...

Selamat pagi, semoga harimu menyenangkanJ

Ada yang lagi punya banyak masalah? Yok sini kumpul.

Pada dasarnya, Permasalahan/ konflik itu ada untuk dihadapi. Tapi kebanyakan dari kita justru memilih untuk menghindari konflik -termasuk aku- .

Aku menyadari beberapa hal setelah bertapa dalam gua -canda gua!-

Jadi, konflik tuh ada karena ketidakseimbangan.

Ketidakseimbangan ini bisa saja terjadi karena adanya perbedaan kepentingan.

Misal, pas awal masuk kuliah orangtuaku pengen aku ngambil jurusan yang basicnya keagamaan. Tapi, aku pengennya ngambil jurusan artistik -karena pengen jadi seniman wkwk-

Contoh lagi, orangtuaku pengen aku tumbuh dan berkembang di lingkungan pesantren karena mereka merasa kurang mampu mendidikku dalam bidang spiritual dan keagamaan. Tapi aku pengennya berada di lingkungan yang biasa biasa saja, yang menurutku lebih normal –pemikiran macam apa ini?👀

Pokoknya konflik hadir karena adanya ketimpangan.

Ketimpangan merupakan akibat yang lumrah terjadi karena adanya perbedaan. Bisa karena perbedaan persepsi, perbedaan tujuan, perbedaan mindset, dan ribuan bahkan jutaan perbedaan lainnya.

Padahal setiap individu pasti memiliki perbedaan dengan individu lainnya. Bahkan aku dan adikku yang terlahir dari rahim yang sama pun memiliki banyak perbedaan.

Sampai sini mari kita simpulkan bahwa konflik adalah hal natural, alami, yang lumrah terjadi, yang harus dihadapi dan tidak bisa dihindari. Dengan begini, kita akan lebih tenang dalam menghadapi permasalahan.

Nahhh... terus gimana sih cara kita untuk menghadapi konflik?

Ini beberapa tips dari aku yang aku peroleh dari curhatan oranglain, istilahnya “Ilmu Jalanan”

1. Jangan reaktif

Coba kenali dirimu lebih dalam, kamu ngga akan mudah terombang-ambing oleh emosi.

Tenang...

2. Bikin jarak

Dulu pas ujian masuk Universitas, aku terlalu asik ngerjain soal matematika sampai kehabisan waktu dan ada sekitar 30% soal yang ngga kejawab. Nyesel pasti ada, tapi alhamdulillah lolos wkwk XD.

Nahhhh... hal ini juga berlaku ketika kamu menghadapi problem in real life,  kasih jarak antara kamu dengan masalahmu. Problem tetap harus dihadapi dan diselesaikan, tapi kamu jangan terlalu dekat dengan problem itu. Buat seolah masalah kamu adalah pihak ketiga yang ngga begitu penting kehadirannya tapi tetap berpengaruh. Masih ada banyak hal lain yang butuh perhatianmu. Jangan sampai masalahmu itu bikin fokusmu ke hal lain jadi hilang.

3. Cari solusi, tapi woles aja

Terdengar agak aneh, tapi ini berguna.

Solusi yang tepat adalah solusi yang datang setelah kita berhenti sejenak dan melakukan observasi tanpa dicampuri emosi.

Jadi cari sousinya woles aja, jangan dipaksain.

4. Tulis

Setelah menemukan masalah, redam emosi, kemudian tulis semua yang terlibat dalam masalahmu untuk melakukan observasi lebih mendalam.

Tulis semua detail yang berhubungan dengan masalahmu ini.

Kemudian temukan solusi.

Aku mau ceritain pengalaman aku.

Seperti yang udah aku bahas di awal tadi, aku dan orangtuaku punya perbedaan dalam menentukan jurusan di perkuliahan. Orangtuaku pengennya aku kuliah di jurusan yang berbau keagamaan, sedangkan aku pengennya di jurusan yang berhubungan dengan kesenian.

Setelah orangtuaku mengungkapkan keinginannya, aku mencoba untuk tidak reaktif dan tetap tenang. Kemudian, sambil jalan aku mikir kira-kira yang bener-bener aku butuhin tuh apa?

Pelan-pelan cari solusi, terus tulis semua kemungkinan.

Dikasus aku ini, aku mengobservasi egoku, sifatku, kemauanku, kepentinganku, bakatku, mintaku, apa yang bikin aku bahagia, apa yang bisa bikin aku sedih, pokoknya semua yang berkaitan dengan masalah tadi. Kemudian aku ngelakuin hal yang sama untuk kedua orangtuaku, aku observasi mereka, aku kenali lebih jauh jalan pikiran mereka.

Dari observasi tersebut aku menemukan beberapa kesimpulan:

👉Mungkin ada pengalaman gagal di masa lalu, ada ambisi yang tak sempat terealisasi, dan mereka pengen aku bisa merealisasikan ambisi itu.

👉Sebenernya jurusan keagamaan ngga buruk buruk amat, dan bakal berguna banget di masyarakat. Iya ngga?

👉Bagaimana dengan mimpi dan keinginanku?

Sebenernya setelah aku pikir-pikir, misal aku ngambil jurusan seni, mungkin bakalan ngga ada bedanya  antara aku ngerjain tugas dan refreshing. Karena aku suka gambar dan salah satu pelarianku pas banyak masalah ya menggambar. Pokoknya gitu wkwk

Terus gimana solusinya?

Ya gampang!

Bahkan dari kesimpulan yang aku dapatkan pun, aku sudah mencoba berdamai dengan masalahku.

Jadi sekarang aku tetap menuruti keinginan orangtuaku karena aku sadar bahwa mereka lebih tau banyak hal –asam garam kehidupan udah banyak ditelen wkwk dan aku sadar bahwa saran dari mereka juga bagus.

Tapi... untuk melanjutkan mimpiku aku tetap belajar seni lewat media lain. Jaman sekarang ilmu gampang diakses yakan?  Buku banyak banget, media sosialpun bisa digunakan, televisi, radio, bahkan stranger pun secara ngga langsung bisa ngasih kamu ilmu.

Dengan begini, sekali dayung dua tiga pulau terlampaui.

Aku tetep punya keinginan untuk bekerja di bagian seni kok, dan aku bakalan tetep perjuangin itu.

Gimana?

Seru ngga ceritaku?

Engga ya?

Yaudah.

Intinya, masalah tuh ngga kayak iklan youtube yang bisa diskip gitu aja. (bahkan sekarang banyak juga iklan youtube yang gabisa diskip :D

Pokoknya gitu.

Babai👋

Selasa, 23 Februari 2021

Tiba Tiba Jadi Pakar Cinta

 

Halo...

Mo ngomongin cinta nih wkwk

Kenapa sih aku gampang banget jatuh cinta?

Gimana sih caranya biar ga gampang jatuh cinta?

Akhir akhir ini pertanyaan ini sering banget muncul di otak (meresahkan ya bund?), tapi makin kesini aku makin paham kalo masalahnya tuh bukan di “jatuh cinta”  tapi di “apa yang terjadi setelah kamu jatuh cinta”.

Misalnya, yang sering aku alami adalah jatuh cinta sendirian, berjuang sendirian, sakit hati sendirian atau singkatnya cinta tak terbalas alias bertepuk sebelah tangan.

Dalam dunia percintaan juga berlaku hukum permintaan dan penawaran, itulah salah satu alasan mengapa doi tidak membalas cintamu. (ya karena kamu bukan orang yang dia butuhkan).

Terus aku kudu piye? Apa yang perlu aku lakukan agar kisah cintaku mulus kek jalan tol?

Ya kita tinggal mengenal supply kita, supply apa yang kita punya? Terus nyari tau demand seperti apa yang butuh supply cinta kita, terus kita tingkatin supply kita.

Kalo udah gini, pasti perlahan kita bakal tau orang seperti apa yang tepat buat kita.

Terus apa lagi?

Emm... biasanya karena larang agama dan larangan orangtua yakan?

Menurut aku, larangan agama dan larangan orangtua ga akan bisa menghentikan kita untuk tetap jatuh cinta.

Jatuh cinta tuh alamiah.

Kamu ga akan bisa memilih kepada siapa hatimu jatuh, tapi kamu bisa memilih bagaimana kamu menyikapinya.

Bukankah begitu?

Aneh ga tiba tiba aku nulis ginian? Tentang cinta.

Seperti bukan aku wkwk

Engga juga sih...  sebenernya ini cuma curhatan doang, tapi kayaknya penting buat diketahui beberapa orang.

Udah deh.

Babai.

See you soon👋

Senin, 22 Februari 2021

Alhamdulillah Udah Dewasa

 

Halo...

Disela kesibukan dunia perkuliahan yang justru membuatku merasa gabut (loh kok bisa?) aku kepikiran satu hal yang menurutku amazing. “Semakin dewasa semakin banyak hal hal yang aku bodoamatin”.

Berikut hal hal yang semakin dewasa, semakin aku bodoamatin:

Penampilan, dulu pas masih ABG ala ala tuh... kalo pake baju, pasti baju baju yang lagi hits, pokoknya ngikutin tren tanpa mikirin kenyamanan diri sendiri. Tapi sekarang, makin dewasa makin sadar kalo hal itu tuh gapenting. Sekarang kalo pake baju ya baju yang nyaman dipake (entah itu sedang tren atau engga) yang paling penting kan sopan. Pepatah Jawa mengatakan “Ajining diri saka lathi, ajining raga saka busana” (Kehormatan diri bersumber dari bagaimana lidah kita begerak-bertutur kata, kehormatan tubuh terletak pada bagaimana kita berbusana).

Hedonis, sebenernya dari dulu jiwa miskinku emang ga pernah ilang sih. Tapi suka gengsi sama temen sendiri. Kalo diajakin jajan ke tempat yang keliatan mewah dan mahal pasti di-iya-in, tapi akhirnya nyesel, seminggu makan pake bon cabe sama krupuk (canda krupuk!) sekarang kalo bisa jajan murah dan hemat malah justru bangga. Terus dulu tuh sering banget belanja barang barang yang ga terlalu penting. Suka laper mata. Bersyukur banget bisa terbebas dari hal hal kayak gini J

Sosmed, sosmed tuh hal paling urgent di era 4.0 bagi para milenial (menurut aku loh ya) dulu aku mikirin banget perkembangan sosmedku. Seneng pas followers nambah, terus bisa sedih banget pas tiba tiba followers ngilang. Pokoknya hidup mikirin followers, like, komen, tuh penting banget. Kalo mau post sesuatu harus mikirin caption cantik yang bisa bikin followers naik, bikin story yang estetik biar kayak temennya (padahal aku gaada jiwa jiwa estetik). Sekarang aku ngerasa hidup kayak gitu tuh justru nambahin beban. Sekarang aku private IG, ngepost ga tentu dan bodoamat sama feed, bikin story gaada estetik estetiknya (justru sering bikin story nyapa temen temen (misal bikin QnA) seru banget ternyata bisa interaksi sama temen temen follower dan nge-bodoamat-in hal hal ga berguna.

Nongki dan kumpul gaje, iyaa tau... emang bisa bikin pertemanan makin erat. Tapi kalo udah kumpul tuh biasanya banyak waktu yang kebuang. Makan sambil basa basi, ngereview kelakuan beberapa teman, kajian tokoh, ajang pamer, dan terakhir sesi poto yang gabakal ketinggalan. Dulu sih aku masih oke oke aja, tapi sekarang rasanya kayak... ga nyaman. Setiap diajakin kumpul pikirannya tuh masih nyangkut dikerjaan, atau kalo ngga gitu mending gunain waktunya buat meng-upgrade bakat dan minat. Lebih berfaedah bukan?

Sirkel pertemanan, ini ga dibodoamatin sih, tapi lebih tepatnya ya... aku mikirnya lebih simpel. Kalo kamu mau temenan ya ayo, kalo gamau yaudah. Kalo kamu benci aku silahkan, kalo kamu suka aku ya alhamdulillah. Aku gamau buang buang waktu buat hal hal yang gabisa aku kontrol. Aku ya kayak gini, mempresentasikan diriku apa adanya. Hidup buat mengimpresi oranglain tuh bikin capek. Kalo kamu baik ke aku, aku juga bakalan baik ke kamu, tapi kalo kamu jahat ke aku, aku bisa lebih jahat ke kamu *senyum devil

Kayaknya udah deh, itu doang.

Hidup kayak gini tuh enak bangeeet, damai. Kalian harus cobain sih. Yaaah... walaupun kenyamanan hidup tiap orang tuh beda beda, tapi aku yakin ini bakal berguna banget sih. Intinya nikmati hidup kalian dengan benar. Inget kalo kalian hidup cuma sekali (kecuali yang pernah mati suri) gunakan satu nyawa kalian dengan baik dan benar.

Babai.