Halo...
Selamat pagi, semoga harimu menyenangkanJ
Ada yang lagi punya banyak masalah? Yok sini kumpul.
Pada dasarnya, Permasalahan/ konflik itu ada untuk dihadapi.
Tapi kebanyakan dari kita justru memilih untuk menghindari konflik -termasuk
aku- .
Aku menyadari beberapa hal setelah bertapa dalam gua -canda
gua!-
Jadi, konflik tuh ada karena ketidakseimbangan.
Ketidakseimbangan ini bisa saja terjadi karena adanya
perbedaan kepentingan.
Misal, pas awal masuk kuliah orangtuaku pengen aku ngambil
jurusan yang basicnya keagamaan. Tapi, aku pengennya ngambil jurusan artistik -karena
pengen jadi seniman wkwk-
Contoh lagi, orangtuaku pengen aku tumbuh dan berkembang di
lingkungan pesantren karena mereka merasa kurang mampu mendidikku dalam bidang
spiritual dan keagamaan. Tapi aku pengennya berada di lingkungan yang biasa
biasa saja, yang menurutku lebih normal –pemikiran macam apa ini?👀
Pokoknya konflik hadir karena adanya ketimpangan.
Ketimpangan merupakan akibat yang lumrah terjadi karena
adanya perbedaan. Bisa karena perbedaan persepsi, perbedaan tujuan, perbedaan
mindset, dan ribuan bahkan jutaan perbedaan lainnya.
Padahal setiap individu pasti memiliki perbedaan dengan
individu lainnya. Bahkan aku dan adikku yang terlahir dari rahim yang sama pun
memiliki banyak perbedaan.
Sampai sini mari kita simpulkan bahwa konflik adalah hal
natural, alami, yang lumrah terjadi, yang harus dihadapi dan tidak bisa
dihindari. Dengan begini, kita akan lebih tenang dalam menghadapi permasalahan.
Nahhh... terus gimana sih cara kita untuk menghadapi
konflik?
Ini beberapa tips dari aku yang aku peroleh dari curhatan
oranglain, istilahnya “Ilmu Jalanan”
1. Jangan reaktif
Coba kenali dirimu lebih dalam, kamu ngga
akan mudah terombang-ambing oleh emosi.
Tenang...
2. Bikin jarak
Dulu pas ujian masuk Universitas, aku
terlalu asik ngerjain soal matematika sampai kehabisan waktu dan ada sekitar
30% soal yang ngga kejawab. Nyesel pasti ada, tapi alhamdulillah lolos wkwk XD.
Nahhhh... hal ini juga berlaku ketika kamu
menghadapi problem in real life, kasih
jarak antara kamu dengan masalahmu. Problem tetap harus dihadapi dan diselesaikan,
tapi kamu jangan terlalu dekat dengan problem itu. Buat seolah masalah kamu
adalah pihak ketiga yang ngga begitu penting kehadirannya tapi tetap
berpengaruh. Masih ada banyak hal lain yang butuh perhatianmu. Jangan sampai
masalahmu itu bikin fokusmu ke hal lain jadi hilang.
3. Cari solusi, tapi
woles aja
Terdengar agak aneh, tapi ini berguna.
Solusi yang tepat adalah solusi yang datang
setelah kita berhenti sejenak dan melakukan observasi tanpa dicampuri emosi.
Jadi cari sousinya woles aja, jangan
dipaksain.
4. Tulis
Setelah menemukan masalah, redam emosi,
kemudian tulis semua yang terlibat dalam masalahmu untuk melakukan observasi
lebih mendalam.
Tulis semua detail yang berhubungan dengan
masalahmu ini.
Kemudian temukan solusi.
Aku mau ceritain pengalaman aku.
Seperti yang udah aku bahas di awal tadi, aku dan orangtuaku
punya perbedaan dalam menentukan jurusan di perkuliahan. Orangtuaku pengennya
aku kuliah di jurusan yang berbau keagamaan, sedangkan aku pengennya di jurusan
yang berhubungan dengan kesenian.
Setelah orangtuaku mengungkapkan keinginannya, aku mencoba
untuk tidak reaktif dan tetap tenang. Kemudian, sambil jalan aku mikir
kira-kira yang bener-bener aku butuhin tuh apa?
Pelan-pelan cari solusi, terus tulis semua kemungkinan.
Dikasus aku ini, aku mengobservasi egoku, sifatku, kemauanku,
kepentinganku, bakatku, mintaku, apa yang bikin aku bahagia, apa yang bisa
bikin aku sedih, pokoknya semua yang berkaitan dengan masalah tadi. Kemudian
aku ngelakuin hal yang sama untuk kedua orangtuaku, aku observasi mereka, aku
kenali lebih jauh jalan pikiran mereka.
Dari observasi tersebut aku menemukan beberapa kesimpulan:
👉Mungkin ada pengalaman
gagal di masa lalu, ada ambisi yang tak sempat terealisasi, dan mereka pengen
aku bisa merealisasikan ambisi itu.
👉Sebenernya jurusan
keagamaan ngga buruk buruk amat, dan bakal berguna banget di masyarakat. Iya
ngga?
👉Bagaimana dengan mimpi dan
keinginanku?
Sebenernya setelah aku pikir-pikir, misal aku
ngambil jurusan seni, mungkin bakalan ngga ada bedanya antara aku ngerjain tugas dan refreshing. Karena
aku suka gambar dan salah satu pelarianku pas banyak masalah ya menggambar. Pokoknya
gitu wkwk
Terus gimana solusinya?
Ya gampang!
Bahkan dari kesimpulan yang aku dapatkan pun, aku sudah
mencoba berdamai dengan masalahku.
Jadi sekarang aku tetap menuruti keinginan orangtuaku karena
aku sadar bahwa mereka lebih tau banyak hal –asam garam kehidupan udah banyak
ditelen wkwk dan aku sadar bahwa saran dari mereka juga bagus.
Tapi... untuk melanjutkan mimpiku aku tetap belajar seni
lewat media lain. Jaman sekarang ilmu gampang diakses yakan? Buku banyak banget, media sosialpun bisa
digunakan, televisi, radio, bahkan stranger pun secara ngga langsung bisa
ngasih kamu ilmu.
Dengan begini, sekali dayung dua tiga pulau terlampaui.
Aku tetep punya keinginan untuk bekerja di bagian seni kok,
dan aku bakalan tetep perjuangin itu.
Gimana?
Seru ngga ceritaku?
Engga ya?
Yaudah.
Intinya, masalah tuh ngga kayak iklan youtube yang bisa
diskip gitu aja. (bahkan sekarang banyak juga iklan youtube yang gabisa diskip :D
Pokoknya gitu.
Babai👋